3. Hujan
3. Hujan “Wina, habiskan susunya Nak!” terdengar suara papa dari ruang makan. “Iya Pa, tunggu sebentar.” jawabku bergegas menghampirinya. “Papa udah sarapan?” tanyaku pada papa yang sedang serius membaca koran pagi di tangannya. “Sudah, tadi papa masak nasi goreng dengan telur mata sapi. Kalau Wina mau, masih ada di lemari.” jawab papa tanpa mengalihkan pandangannya dari koran itu. “Nantilah Pa, makasih. Besok-besok Wina aja yang masak buat Papa. Wina bisa kok.” jawabku santai. Papa menghentikan bacaannya lalu menatapku serius. “Kok bisa?” tanya papa. “Ya bisalah. Setiap hari juga aku kan masak sarapan sendiri Pa. Bisa nasi goreng, mi goreng… Papa jangan salah ya. Gini-gini aku jago bikin masakan ayam balado lho…” dengan bangga kuuraikan semua kebiasaanku di pagi hari sebelum berangkat ke sekolah tempatku mengajar. Papa menggulung korannya lalu memukul bahuku dengan keras. Aku meringis mengusap bahuku yangbperih. “Jangan mimpi kamu. Menghidupkan kompor saja sampai sekarang